Para profesional di bidang tersebut bukan hanya secara kuantitas menunjukkan dominasinya, tapi juga telah membuktikankualitasnya. Merekatelah menunjukkan peran penting terhadap lahirnya karya-karya kelas dunia mulai dari logo perusahaan, komik, animasi
Berdasarkan data 99desigs.com– laman pasar desain grafis terbesar di dunia yang bermarkas di Amerika Serikat (AS)–, saat ini tercatat lebih dari 225.000 desainer dari 192 negara yang menjadi anggota. Yang mengejutkan, sekitar 17.000 di antaranya berasal dari Indonesia. Jumlah ini telah melewati Filipina yang selama ini mendominasi. Jason Aiken, Community Director 99designs, mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, 4.000 orang di antaranya telah memenangi kontes desain di situs 99desaigns.
“Indonesia memiliki kemampuan besar pada sumber daya potensial di dunia desain grafis. Setiap tahun muncul desainer-desainer yang siap bersaing di dunia i n t e r - nasional,” ujar Aiken saat melakukan roadshow 99designs di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Lebih jauh dia membeberkan, sejak situs yang digawanginya berdiri pada 2008, pihaknya telah membayar lebih dari USD10 juta kepada desainer dari Indonesia dan Filipina. Angka ini lebih besar dari yang pernah dibayarkan 99designs kepada komunitas desain dari negara lain.
“Secara total, kami membayar lebih dari USD54 juta kepada komunitas desainer di dunia,” ucapnya. Di antara desainer grafis asal Indonesia yang sudah menancapkan tajinya di pasar industri kreatif tersebut, terdapat sejumlah nama yang mengemuka seperti Danton Sihombing, Yolanda Santosa, Lucia C Dambies, Henricus Kusbiantoro, Melissa Sunjaya, dan Christiawan Lie. Danton Sihombing yang menyandang gelar master bidang desain grafis dari Savannah College of Arts and Design (SCAD), Georgia, AS pernah berkarya di sejumlah perusahaan dunia seperti Allied Graphic Arts (AGA), New York City.
Dia juga dikenal sebagai salah satu sosok yang berkontribusi besar pada proyek prestisius revitalisasi brand Marks & Spencer dan Nascar. “Keterlibatan saya dalam berbagai proyek besar merupakan bagian dari pekerjaan yang sudah ditentukan perusahaan tempat saya dulu bekerja. Berbagai pengalaman menimbulkan kepercayaan diri untuk hadir dalam pentas dunia,” ujar Danton yang memulai karier sebagai desainer grafis profesional sejak 1990. Berbicara kisah sukses desainer grafis Indonesia di tingkat dunia, rasanya kurang pas jika tidak menyebut nama Yolanda Santosa.
Perempuan yang biasa dipanggil dengan sapaan Yo ini adalah sosok yang punya kontribusi pada sejumlah film layar lebar seperti 300, The Hulk, An Inconvenient Truth, The Shaggy Dog, Herbie Fully Loaded, Catwoman. Dia juga menjadi sosok penting pada sejumlah serial televisi, diantaranya Desperate Housewives, Ugly Betty, The Triangle, Into the West, Tarzan, dan Weeds. Yo dikenal sebagai talenta muda Indonesia yang sukses di bidang branding & motion graphic di Negeri Paman Sam. Lewat perusahaannya, Ferroconcrete, Yo bahkan sukses mendesain sejumlah film box office.
Stasiun televisi ABC, CNN, Paramount Pictures, Pinkberry, Sci Fi Channel, Showtime, Sony, Universal Pictures, Walt Disney Pictures, Warner Bros Pictures, dan 20th Century Fox merupakan deretan klien perempuan yang mengagumi pendiri Apple, Steve Jobs, ini. Lucia C Dambies atau yang kerap disapa dengan panggilan Loucee tak kalah berkilap. Sejak di bangku SMP dia bercita- cita menjadi desainer grafis.
Jebolan Desain Komunikasi Visual, FSRD, ITB pada 1999 dengan predikat cum laude ini sempat bekerja paruh waktu di studio desain grafis legendaris Chermayeff & Geismar dan perusahaan branding Wolff Olins. Atas karyanya, Loucee yang mengambil master di Program Studi Visual Communication Designdi Pratt Institute, New York City, ini pernah meraih penghargaan Circle Award for Academic Outstanding Achievement dari Pratt Institute. Loucee yang menikah dengan peneliti kimia berkebangsaan Prancis kini menetap di Newcastle Upon Tyne, Inggris.
Di kota ini dia bekerja sebagai head designerdiWhartonBradley Mack, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang internet marketing specialist. Bicara dunia desain grafis, kurang tepat tanpa membicarakan Henricus Kusbiantoro. Maklum, Henricus merupakan salah satu desainer grafis top Indonesia. Bagaimana tidak, namanya sangat terkait erat dengan Landor, perusahaan pionir dan terkemuka sebagai konsultan merek dan logo yang berpusat di San Fransisco, AS.
Henricus merupakan salah seorang art director di Landor. Lulusan desain grafis dan seni rupa ITB ini telah menghasilkan banyak logo kelas dunia. Pria asal Bandung yang sejak kecil senang menggambar dan tergila-gila dengan ilustrasi pewayangan ini setelah lulus dari ITB melanjutkan pendidikan di Pratt Institute, Brooklyn, New York dan lulus pada tahun 2000 dengan predikat highest achievement. Setelah itu dia bergabung dengan Wolff Olins, konsultan merek inovatif dan kontroversial asal Inggris dan langsung terlibat dalam revitalisasi menyeluruh merek General Electric (GE) pada 2004.
Melissa Sunjaya juga sukses mencatatkan prestasi di level global. WanitakelahiranJakarta, 1974, ini pernah berkiprah di beberapa studio desain grafis terkemuka di California seperti CMg Design Inc, Ph.D, dan Siegel & Gale Los Angeles. Setelah belajar desain grafis di Universitas Trisakti, dia melanjutkan studi di Art Center di Swiss dan California. Setelah itu dia banyak terlibat dalam berbagai proyek branding korporasi seperti Fox Twentieth Century, 29Palms, GeanGardner Photography, danMarkHanauer Photography.
Lain lagi dengan Christiawan Lie. Pria kelahiran Bandung, 5 September 1974, ini berhasil menembus industri komik mainstream AS. Chris telah menghasilkan 40 komik yang diterjemahkan ke berbagai bahasa dan 25 tokoh karakter komik. Komik karyanya yang sudah diterbitkan di AS di antaranya 6 buku GI Joe Sigma 6, GI Joe Arashikage Showdown (GN/graphic novel), Return to Labyrinth (GN) volume 1, Josie & The Pussycats–short stories (12 buku), Dungeon and Dragons: Eberron volume 1. Dia juga berkolaborasi dengan John Rogers, penulis cerita Transformer: The Movie.
Kiprah sejumlah desainer grafis Indonesia itu membuktikan bahwa kualitas mereka sangat mumpuni di dunia. Karena itu, penulis buku desain grafis Surianto Rustan mengatakan, potensi dan kreativitas anak Indonesia sangat besar. Sayangnya, mereka punya kendala yang sangat mendasar, yaitu kurang percaya diri dan minim kemampuan komunikasi internasional.
“Hanya sedikit yang bisa berbicara di dunia internasional. Seakan ada tembok yang membatasi, salah satunya disebabkan komunikasi. Apalagi berbagai eventinternasional sangat jarang diadakan di Indonesia,” kata penulis buku HURUFONTIPOGRAFI ini kepada KORAN SINDOkemarin. ● islahuddin/yani a
INFORMASI INI 100% DI COPAS DARI : http://www.koran-sindo.com
Publik pasti tak asing dengan sejumlah brand perusahaan domestik seperti Telkomsel, Lippo Group, Bank Mega, Bank BTN, Patra Jasa, Bakrieland, Rekind-PT Rekayasa Industri, atau Perusahaan Gas Negara (PGN). Kesuksesan merek-merek perusahaan tersebut tidak lepas dari tangan dingin desainer grafis Danton Sihombing.
Danton merupakan founder dan Managing Director INKARA Brand Consulting, sebuah perusahaan lokal yang bergerak melayani jasa konsultasi brand. Keahliannya dalam mendesain sebuah logo perusahaan tidak saja dikenal di kalangan korporasi nasional, tetapi juga di komunitas perusahaan besar global.
Terbukti sejak mendirikan INKARA pada 2000, sejumlah perusahaan global seperti OWMP-Brunei Darussalam, Neenah Paper- USA hingga Al-Ahli National Commercial Bank Arab Saudi pernah memanfaatkan jasanya. Kecerdasannya di dunia desain grafis adalah prestasi yang membanggakan sebagai putra bangsa yang turut mengharumkan nama Indonesia. Kesuksesan pria lulusan Universitas Trisakti bidang desain grafis ini tidak datang secara tiba-tiba. Danton juga berkuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
“Sejak kecil memang saya gemar menggambar. Bakat itu kemudian saya asah terus dengan melanjutkan kuliah di jurusan desain grafis di Universitas Trisakti dan IKJ,” kata Danton kepada KORAN SINDO, Jumat (14/6), melalui surat elektronik. Lepas dari IKJ, Danton meneruskan studi master desain grafis di Savannah College of Arts and Design (SCAD), Georgia, Amerika Serikat (AS). Menjelang akhir penyelesaian program masternya, dia mulai berpikir untuk mempraktikkan keterampilannya di sebuah perusahaan. Akhirnya dia mencari pekerjaan di New York.
Dia pernah bekerja di beberapa tempat dan yang terakhir adalah di Allied Graphic Arts (AGA), New York City, sebagai art director. “Tiga bulan kerja di New York, saya dihubungi head hunter untuk direlokasi ke Chicago, tetapi saya tetap bekerja di New York. Hal ini sesuai dengan pesan beberapa teman yang mengingatkan, jika sudah pernah bekerja di sana, akan mudah cari kerja di kota lain di AS,” papar penulis buku Tipografi dalam Desain Grafis ini.
Saat menjalani job interview di AGA, lanjut Danton, dia harus bersaing dengan 15 kandidat art director lain yang semuanya berasal dari New York. “Alhamdulillah, berkat kerja keras membangun portofolio yang unggul, saya akhirnya terpilih. Bagi saya, tempat kerja itu merupakan sekolah kedua. Saya banyak mendapatkan ilmu industri mulai pemahaman branddan market di AS dan dunia internasional hingga etos kerja dengan standar kelas dunia selama satu setengah di sana,” ujarnya.
Sejak berkiprah di dunia desain grafis, Danton tercatat pernah terlibat dalam penggarapan sejumlah proyek prestisius seperti revitalisasi brand Marks & Spencer, Nascar. Menurutnya, keterlibatannya di proyek-proyek itu memang sudah merupakan bagian dari pekerjaan yang sudah ditentukan perusahaan tempat dia dulu bekerja.
“Hikmah terpenting yang dapat saya petik dari pengalaman-pengalaman bekerja di sana adalah timbulnya kepercayaan diri yang baik untuk hadir dalam pentas dunia seperti apa yang telah perusahaan saya, INKARA, lakukan untuk beberapa pekerjaan di beberapa negara seperti Brunei Darussalam, AS hingga Arab Saudi,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai ketua umum Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) periode 2007–2010 ini.
Dia melanjutkan, sama halnya seperti seorang atlet yang bertanding di laga internasional, ada rasa tanggung jawab terhadap Merah Putih dan tentunya kebanggaan ketika berhasil membuktikan bahwa orang Indonesia mampu melakukannya. Sejatinya tidak hanya Danton putra bangsa yang turut mengharumkan nama bangsa di tingkat global lewat kecerdasannya sebagai desainer grafis. Nama lain seperti Melissa Sunjaya dan Kalim Winata juga merupakan sejumlah desainer grafis yang mampu menorehkan prestasi membanggakan bagi bangsa ini.
Melissa pernah berkiprah di beberapa studio desain grafis terkemuka di California seperti CMg Design Inc, Ph.D, dan Siegel & Gale Los Angeles. Ketika kerja di CMg Design Inc, dia menggarap proyek desain dari beberapa klien seperti Sanwa Bank California, Metropolitan Water District of Southern California, Decrane Aircraft Holding, Micro Therapeutics Inc, Kidspace Museum, Mercury General Insurance, dan Southern Pacific Bank.
Pada 1999, dia mencatatkan prestasi gemilang ketika proyek desain identitas korporat di CMG mendapatkan Graphics Gallery Award for Design and Production Excellence.Proyek itu dipamerkan di The Strathmore Graphics Gallery di New York dan dipublikasikan majalah Communication Art dan How Design di AS. Di negeri sendiri, Melissa merupakan artist dan founderTulisan. Sementara Kalim Winata desainer grafis yang sukses berkiprah di industri film Hollywood.
Saat ini, Kalim bekerja sebagai computer-generated images artist di ImageMovers Digital, salah satu anak perusahaan Disney. Tugas Kalim di perusahaan desain ini adalah memadupadankan pakaian, aksesori, serta jenis dan warna rambut karakter animasi. ●nafi’ muthohirin
INFORMASI INI 100% DI COPAS DARI : http://www.koran-sindo.com
Paul Rand adalah Desainer Grafis senior. Lahir di Peretz Rosenbaum, 15 Agustus 1914. Dia memulai karirnya sebagai freelancer, menghasilkan gambar saham untuk koran atau majalah.Pada usia dua puluhan dia menghasilkan kerja yang mulai mengumpulkan pengakuan internasional.
Rand dididik di Pratt Institute (1929-1932), dan Seni Mahasiswa Liga (1933-1934). Dia adalah salah satu pencetus Gaya Swiss desain grafis. Dari tahun 1956 hingga 1969, dan mulai lagi pada tahun 1974, Rand mengajar desain di Yale University di New Haven, Connecticut. Rand adalah inducted into the New York Direksi Seni Club Hall of Fame pada tahun 1972. Ia dirancang banyak poster dan identitas perusahaan, termasuk logo untuk IBM, UPS dan ABC.Rand meninggal karena kanker pada 26 November 1996, dan dimakamkan di Bait El Cemetery Dalam Norwalk, CT.
Yang paling dikenal dari kreativitas itu adalah indentities perusahaan, banyak yang masih digunakan. IBM, ABC, Cummins Engine, Westinghouse, dan UPS, antara lain banyak, berutang grafis warisan mereka kepadanya, meskipun baru-baru ini dilakukan UPS update kontroversial untuk desain Rand klasik.
Bahkan setelah kematiannya pada tahun 1996, Paul Rand tetap salah seorang desainer grafis yang paling terkenal di dunia.
contoh karyanya:
SUMBER ASLI INFORMASI : kaskus.com
SAYA COPY PASTE DARI : http://acehdesain.wordpress.com
Kalau yang ini dari KaVe-degraf :
Lihat contoh-contoh hasil desain grafis :
HALAMAN / ARTIKEL CONTOH HASIL DESAIN GRAFIS
Coba lihat area belajar desain grafis :
HALAMAN AREA BELAJAR
Belajar desain grafis dari tidak bisa sampai bisa dan membuka usaha desain grafis :
HALAMAN PENAWARAN